Kang Santri Mendapatkan Ijazah Amalan Agar Kaya Raya

Kang Santri Mendapatkan Ijazah Amalan Agar Kaya Raya - "Cung, dengarkan. Aku akan memberikan wejangan yang pasti sangat menarik buatmu dan engkau pasti akan sangat menyukai amalan satu ini. Amalan sugih cung. Kali ini aku akan memberikan kamu ijazah berupa amalan biar kamu sugih. Mau kan kamu jadi orang sugih ?"

"Kang santri, "Mau guru."

"Dengarkan cung. Sebelum aku mengijazahimu amalan biar sugih, aku akan sedikit berwasiat kepadamu, bahwa kekayaan itu adalah bisa bermakna dua. Ada kalanya ia adalah sebuah ujian adakalanya memang merupakan imbalan. Tapi cung, kita tak pernah tahu kekayaan yang kita miliki itu termasuk kategori ujian atau imbalan. kalau imbalan, maka akan mudah saja, engkau berterimakasih kepada Allah maka sudah beres. Tak akan ada efek samping yang akan engkau rasakan. namun cung, apabila kekayaan yang kamu peroleh itu sebagai ujian, maka engkau harus hati-hati. Sebab kalau engkau gagal dalam ujian tersebut engkau akan menjadi makhluk paling menderita selamanya. Sudah banyak orang yang terpeleset dan keblinger akibat kekayaan mereka dan tidak menyadari bahwa kekayaan tersebut adalah ujian. Dan dengarkanlah cung, sangat sedikit sekali kawulaning Gusti yang mendapatkan imbalan berupa kekayaan. Menurutku 90% lebih adalah ujian. Karena itu cung, wasiatku padamu, pandanglah kekayaan itu sebagai ujian. Dzahirnya ia dapat menarik kenikmatan duniawi, dan engkau pasti akan merasakannya. namun tidakpernahkah engkau berfikir bahwa ketika nikmat itu datang maka nikmat lain akan tenggelam. Aku harap engkau paham yang ku maksud dengan nikmat lain yang tenggelam itu."

"Cung, tidak ada dua nikmat yang nilainya tidak sama itu akan berdiri sejajar dan engkau rasakan semuanya secara bersama-sama. Sesungguhnya, tinggal pilih saja, mana yang engkau sukai dengan meminta fatwa terlebih dahulu kepada fuadmu. Fuadmu itulah yang tidak akan menyesatkan kamu. Dia merupakan makhluk Allah yang spesial namun karena ia seringkali terhijab oleh dosa dan kesalahanmu, maka engkau seringkali kesulitan meminta fatwa dan mendengarkan jawabannya.

"Cung. Kekayaan itu adalah derajat yang sebetulnya tidk berderajat. Dimata Allah, makhluk tidak akan lebih dari makhluk. Bagi sesama makhluk, tentu saja pemahaman itu akan sulit diterima. Pernahkah kau menyamakan dirimu dengan anjing gudiken di sebrang jalan itu cung?" Maukah kamu aku sejajarkan dengan iblis. Relakah kamu ? Aku kira aku telah mendapatkan jawabannya tanpa perlu engkau jawab. Karena itu cung, usaha dalam berspiritual itu memang berat, terlebih ketika totalitas kita dituntut dalam usaha tersebut."

"Hai, cung, itulah beberapa wasiat yang harus engkau perhatikan dan engkau pahami. Aku bukan orang yang lebih hebat segala-galanya, namun aku hanya berusaha menyampaikan kepadamu apa yang aku pahami. Jalanmu cung, masih teramat panjang dan bukan saatnya engkau berdiri mematung dan kemudian merasa telah selesai. Nah karena itu cung, ijazah amalan sugih ini jangan engkau artikan sebagai  awal dari masa kejayaan dalam hidupmu. Apabila engkau amalkan amalan ini dan ternyata diterima oleh Allah dan engkau menjadi kaya raya, maka ingatlah cung wejanganku barusan."

"Kesinilah cung, segera. Kupegang kedua tanganmu dan aku ijazahkan amalan agar cepat kaya raya sehingga engkau bisa menggunakannya di dalam jalan kebaikan. Amalkanlah wahai cung, shalawat "Shollallaahu 'Alaa Muhammad" minimal 1000x setiap hari, siang dan malam. kalau mampu jadikanlah wirid tetapmu. istiqamahlah, jangan sampai putus seharipun, hingga engkau mendapatkan kekayaan yang melimpah ruah. Ya Allah, berkahkanlah, berkahkanlah, berkahkanlah....."

Sang santri, "Qabiltu. Matur sembah nuwun Guru."